Pantai Sendang Biru menjadi pantai yang tidak asing lagi bagi sebagian besar warga Malang, baik kota maupun kabupaten. Pantai Sendang Biru terletak di pesisir selatan menjadi bagian dari Samudera Indonesia, yang secara administratif berada di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Pantai ini tepat berhadapan dengan Pulau Sempu, hanya terpisahkan oleh Selat Sempu yang sempit dan dengan panjang sekitar 4 kilometer. Di selat ini cocok digunakan untuk berperahu atau olahraga air lainnya karena lokasinya terlindung oleh Pulau Sempu. Oleh karena itu, biasanya pantai ini digunakan sebagai pintu masuk menuju Pulau Sempu yang terkenal dengan kealamiannya. Adanya Pulau Sempu menjadi daya tarik sendiri Pantai Sendangbiru. Pulau Sempu, merupakan Cagar Alam yang berdanau tawar penuh ikan lele di tengah hutannya dan juga danau air laut.
Salah satu daya tarik pantai ini adalah pasar ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) dan wisata naik perahu bermesin diesel berkeliling pantai. Mayoritas wisatawan yang datang untuk naik perahu dan berbelanja ikan segar karena harganya yang sangat murah. Harga ikan mengikuti musim, sehingga jika pada saat ombak sedang tinggi harga ikan mahal. Hasil laut yang dapat ditemui di Sendang biru antara lain jenis ikan pelagis yaitu lemurung, layang, teri, tongkol, kembung, dan cumi-cumi. Sedangkan untuk jenis damersal antara lain pari, kerapu, kakap putih, kakap merah dan bawal putih serta jenis komoditi ekspor lainnya seperti tuna, tenggiri, cucut, lobster, teripang, dan rumput laut.
Di Sendang Biru terdapat tradisi tahunan Petik Laut, yang dilaksanakan setiap tanggal 27 September setiap tahun. Ritual petik laut merupakan suatu bentuk rasa syukur para nelayan di pantai Sendang biru atas hasil panen laut yang berlimpah yang diberikan oleh Sang Pencipta, dengan acara melarungkan nasi tumpeng setinggi satu meter beserta dengan berbagai sesajin dan simbol-simbol seperti Nyai Roro Kidul dan patung sepasang pengantin. Simbol-simbol ini memiliki makna tersendiri, seperti Nyai Roro Kidul dianggap sebagai penguasa lautan, sedangkan patung penganting dilambangkan sebagai kesuburan agar hasil bumi terus berlimpah. Setelah itu di arak menuju pusaran air atau tepat berada di tengah-tengah laut kemudian nasi tumpeng dan segala sesajinnya dilempar ke laut.
Sebelum acara larung sesaji, diadakan kirab kecil dengan mengusung sebuah replika Kereta Kencana berbentuk Naga yang diatasnya berdiri seorang putri sebagai perwujudan Nyi Roro Kidul, serta sebuah kapal kecil yang berisi lauk pauk hasil laut, hasil bumi, dan sesaji-sesaji lainnya. Di sebuah aula terbuka di depan tempat pelelangan ikan, prosesi Petik Laut dimulai. Acara hari itu dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang dan jajaran Muspida setempat. Setelah acara potong tumpeng oleh Bapak Sekda, Replika Kereta Kencana dan kapal berisi sesaji diangkat dan dibawa ke pantai. Proses menurunkan kapal berisi sesaji ini memerlukan usaha yang besar. Gotong royong warga dan aparat diperlukan dalam menurunkan kapal ini. Setelah hampir 30 menit, akhirnya kapal berhasil diturunkan dan siap dibawa ke laut untuk dilarung, dipersembahkan kepada Sang Pencipta.
Acara ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan baik di dalam maupun di luar negeri. Semoga ke depannya, Instansi terkait dapat mempromosikan kegiatan ini lebih besar lagi, agar wisatawan yang datang lebih banyak lagi. Anda yang berasal dari jauh tidak perlu ragu atau takut karena di sekitar Pantai Sendang Biru terdapat beberapa penginapan dan homestay untuk menginap. Warung-warung yang menyediakan nasi dan ikan bakar juga banyak tersedia. Jadi tunggu apalagi, catat tanggalnya dan jangan sampai terlewatkan Tradisi Petik Laut Pantai Sendang Biru tahun depan, 27 September 2017.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Sendangbiru
sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01082200/…/intro.pdf
Foto-foto milik pribadi